Polutan udara sebagai hasil aktivitas manusia, umumnya lebih mudah diperkirakan banyaknya, terlebih lagi jika diketahui jenis bahan, spesifikasi bahan, proses berlangsungnya aktivitas tersebut, serta spesifikasi satuan operasi yang digunakan dalam proses maupun pasca prosesnya. Pencemaran udara diklasifihasikan menjadi dua kategori menurut cara pencemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemaran primer adalah pencemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber pencemaran. Pencemaran sekunder adalah pencemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfir..
Ada lima pencemaran primer yaitu ; Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (Nox), Hidrokarbon (HC), Sulfur oksida (Sox), Partikulat. Dan ada beberapa pencemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting baik lokal, regional maupun global yaitu: O2 (karbon monoksida),Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog), Hujan asam, CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),CH4 (metana).
Unsur-unsur Pencemar Udara yaitu : Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (Nox), Sulfur oksida (SOX), Hidrokarbon (HC), Partikulat, Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Asap kabut fotokimia, Hujan asam
Pencemaran Udara Ambien yaitu kualitas yang merupakan tahap awal untuk memahami dampak negatif cemaran udara terhadap lingkungan. Kualitas udara ambien ditentukan oleh: kuantitas emisi cemaran dari sumber cemaran; proses transportasi, konversi dan penghilang dan cemaran di atmosfer. Penelitian secara terus menerus dilakukan dengan tujuan ;
Menelaah antara kesehatan dan pencemaran cukup sulit. Hal ini karena:
1. Jumlah dan jenis zat pencemar yang bermacam -macam.
2. Kesulitan dalam mendeteksi zat pencemar yang dapat menimbulkan bahaya pada konsentrasi yang sangat rendah.
3.Kesulitan dalam mengisolasi faktor tunggal yang menjadi penyebab, karena manusia terpapar terhadap sejumlah banyak zat-zat pencemar yang berbahaya untuk jangka waktu yang sudah cukup lama.
4. Catatan penyakit dan kematian yang tidak lengkap dan kurang dapat dipercaya dll.
WHO Inter Regional Symposium on Criteria for Air Quality and Method of Measurement telah menetapkan beberapa tingkat konsentrasi pencemaran udara dalam hubungan antara kesehatan?lingkungan antara lain;
Tingkat I : Konsentrasi dan waktu expose di mana tidak ditemui akibat apa-apa, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tingkat II : Konsentrasi di mana mungkin dapat ditemui iritasi pada panca indera, akibat berbahaya pada tumbuh-tumbuhan, pembatasan penglihatan atau akibat-akibat lain yang merugikan pada lingkungan
Tingkat III : Konsentrasi di mana mungkin timbul hambatan pada fungsi-fungsi faali yang fital serta perubahan yang mungkin dapat menimbulkan penyakit menahun atau pemendekan umur (serious level).
Tingkat IV : Konsentrasi di mana mungkin terjadi penyakit akut atau kematian pada golongan populasi yang peka (emergency level).
Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh pencemaran udara antara lain ; Bronchitis kronika, Emphysema pulmonum, Bronchopneumonia, Asthma bronchiale, Cor pulmonale kronikum, Kanker paru, Penyakit jantung, Kanker lambung,
Di Jepang sekarang telah diakui ada sejumlah tujuh macam penyakit yang berhubungan dengan pencemaran yaitu Bronchitis kronika, Asthma bronchiale, Asthrnatik bronchitis, Emphysema pulmonum dan komplikasinya, Minamata disease (karena pencemaran air dengan methyl-Hg), Itai-itai disease (karena keracunan cadmium khronik), Chronic arsenik poisoning (pencemaran air dan udara di tambang-tambang AS).
Pengolahan limbah gas yaitu Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam netralisasi dan pembersihan partikel.Pilihan peralatan dilakukan atas dasar faktor berikut: Jenis bahan pencemar (polutan), Komposisi, Konsentrasi, Kecepatan air polutan,Daya racun polutan,Berat jenis, Reaktivitas,Kondisinya lingkungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar